Rancangan Intervensi Pada anak Dengan Social Withdrawal

Deskripsi Kasus 

Faisal, adalah anak pertama dari dua bersaudara, berusia 5 tahun 6 bulan, saat ini Faisal duduk di TK Besar. Ibunya mengeluhkan bahwa klien tidak mau pisah dari ibunya. Harus ditunggui oleh ibunya pada saat sekolah, padahal sewaktu Faisal duduk di TK Kecil mau ditinggal ibu. Menurut cerita ibu lagi, sewaktu Faisal di Play Grup pernah dijahili temannya. Akhir-akhir ini, Faisal kalau ditinggal oleh ibunya akan marah-marah dan menangis, hal ini sudah terjadi kurang lebih satu bulan

 

Dasar Teori

Social anxiety and withdrawal adalah ketakutan terhadap lingkungan sosial atau situasi yang dapat menghasilkan perbuatan yang dapat memunculkan rasa malu, yang dapat ditandai dan muncul terus menerus (American Psychiatric Association dalam Kearney, 2006).

 

Social Withdrawal dapat dikatakan sebagai perilaku non sosial yang terdiri dari dua macam perilaku, yaitu solitary-passive withdrawal (yang terdiri dari sikap diam atau tanpa gerak dalam mengeksplorasi objek dan/atau aktivitas konstruktif ketika sedang bermain sendiri) dan Reticence (sikap berdiam diri yang merupakan refleksi dari ketakutan dan kecemaan sosial dalam konteks hubungan dengan teman sebayanya) (Nelson;Rubin;&Fox, 2005).

 

Sedangkan Withdrawal dalam Kamus Psikologi dapat dikatakan sebagai penarikan diri: 1.) Memilih untuk tidak berbuat dalam menhadapi tekanan tertentu (hambatan, kesulitan tertentu); 2.) Pengabaian (ketidakacuhan, kelalaian) sosial; merupakan gejala dari ketidaksesuaian tingkah laku atau behavioral maladjusment yang ekstrim (Kartono&Gulo, 2000)

Indikator dari perilaku social anxiety adalah:

  1. Mengerjakan tugas dari guru sendirian

  2. Tidak melakukan kontak mata dengan orang lain

  3. Berbicara dengan pelan dan/atau sangat sedikit ketika ditanya oleh guru

  4. Berbicara dengan pelan dan/atau sangat sedikit ketika diajak berbicara oleh teman sekelas

  5. Bergumam sendiri

  6. Tidak mau untuk berpartisipasi di dalam aktivitas kelas (misal: bercerita, membaca keras, mengangkat tangan u/ berbicara dan menjawab pertanyaan)

  7. Menghabiskan banyak waktu dengan permainan di dalam kelas sendirian

  8. Bermain sendirian di luar kelas, tidak bergabung dengan kelompok anak-anak

  9. Tidak memiliki teman dekat

  10. Menangis

  11. Tantrum

  12. Memeluk ibu dengan sangat erat

  13. Menolak untuk masuk kelas ketika ibu tidak berada di dekat anak

  14. Menunjukkan kecemasan ketika diberi tugas berkelompok oleh guru

  15. Menunjukkan kecemasan ketika ditunjuk untuk maju ke depan kelas

(www.socialanxietyassist.com.au)

 

Menurut DSM IV, gejala-gejala yang menunjuk kepada social anxiety seperti menangis, tantrum, bergetar ketika berada di situasi sosial yang baru dan belum ia kenal setidaknya berlangsung selama 6 bulan dan berpengaruh pada fungsi harian seseorang(Kearney, 2006).

Baca Selengkapnya

February 17, 2007 at 7:25 pm Leave a comment

Review Artikel Jurnal: Approaches To Truancy Prevention (2002)

 

           Mogulescu, S., Segal, H.J., 2002. Approaches To Truancy Prevention. Vera Institute of Justice, 1-14

 

Reviewed by: Asri Prahesti

Setiap hari, di Amerika Serikat ratusan dari ribuan remaja absen dari sekolah tanpa ijin dan alasan yang jelas. Di negara ini, membolos adalah masalah yang mulai meresahkan. Karena menurut beberapa penelitian, perilaku membolos sangat dipercaya sebagai prediktor munculnya perilaku delinkuen pada remaja (studi mencatat 75-85% pelaku kenakalan remaja adalah remaja yang suka membolos atau sangat sering absen dari sekolah). Di AS, siswa yang membolos disebut sebagai Person in Need of Supervision (PINS) atau orang yang membutuhkan pengawasan.

 

Telah banyak dilakukan usaha-usaha dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi perilaku membolos pada siswa ini. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Youth Justice Program, ditemukan tiga kategori pelaksanaan pencegahan dan intervensi terhadap perilaku membolos siswa:

  1. Program Pencegahan Dini (biasanya ditemukan pada tingkat sekolah dasar)

  2. Program yang dirancang untuk membantu siswa yang membolos yang telah dikirimkan oleh sekolah kepada lingkungan keluarga dengan status sebagai pelaku delinkuen

  3. Program yang dirancang untuk mengarahkan siswa yang membolos atau siswa yang beresiko untuk melakukan perilaku membolos

 

(more…)

February 16, 2007 at 8:29 pm Leave a comment

Launching

Dengan bangga, kami mahasiswa Magister Profesi Psikologi UGM Yogyakarta bidang Pendidikan mempersembahkan sebuah weblog, yang nantinya akan berisi tentang informasi, cerita, artikel,  jurnal penelitian, dan semuanya tentang psikologi pendidikan.

Bagi yang punya info yang bisa kami bagi disini, silahkan kirim informasi ke alamat email kami di (pendidikan.mppugm@yahoo.com)

Kami tunggu kontribusinya dan tunggu kontribusi dari kami

February 16, 2007 at 8:22 pm Leave a comment


Arsip Berita

Recent Comments

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 11,468 hits